TKW adalah Tenaga Kerja Wanita Indonesia yang bekerja di luar negeri. Umumnya negara tujuan mereka Singapura, Malaisya, Brunai darusalam, negara di Timur Tengah, Taiwan Hongkong dan lain lain. Kali ini saya akan berbagi kehidupan TKW Hongkong dari segi positif, yang sangat berbeda dengan tulisan saya sebelumnya.
Hongkong adalah negara bagian China yang di kenal dengan sebutan negeri beton yang elok, bersih, disana sini berdiri gedung gedung beton yang gagah. Rata-rata TKW kerja disini betah sampai beberapa kontrak baru pulang ke tanah air memulai usaha baru. Mengapa mereka betah di Hongkong?. Karena TKW disana di atur sedemikian rupa sehingga hak hak mereka bisa di nikmati semerdeka merdekanya buruh. Mereka mendapat jatah libur setiap minggu dan libur nasional. Di liburan itu banyak kegiatan yang bisa di kerjakan tergantung kebutuhan individu masing masing, mau hura hura, atau cuma kumpul teman sekampung, atau mengikuti kegiatan yang lebih bergengsi contohnya ngumpul blogger, ibadah, Kuliah dan lain sebagainya.
Kebetulan saya termasuk TKW aliran kanan hehehe…..(jitak aja nih, sombong). Latar belakang minim ekonomi menjadikan saya hemat dalam urusan gaji, berbusana tak perlu ganti setiap libur yang penting branded biarpun tiap libur itu itu aja hehehe…. (tonjok lagi aja nih, makin sombong).
Sejak mendapat kesempatan libur pertama saya suka baca info di koran bahasa Indonesia di HK sampai saya menemukan iklan lembaga pendidikan di Hongkong. Untuk tahun 2007 saat itu tidak ada jurusan yang saya minati, saya tidak suka sama management bisnis padahal saat itu ya cuma ada satu jurusan itu saja di saint Marry college, keinginan untuk menambah ilmu tidak pernah surut walau pekerjaan kadang menguras energi saya tak lelah mencari kesmpatan.
Beberapa tahun kemudian Saat Universitas Terbuka perdana ada di Hongkong saya tertarik dengan S1 Guru SD, saya sudah mempersiapkan sedemikian rupa namun tertunda karena kondisi kerja yang membuat saya tak bisa nyambi dan lanjut karena hampir tiap istirahat saya tak bisa membuka komputer padahal semua modul modulnya di akses di komputer. Akhirnya saya memutuskan pindah kerjaan dan saya masuk ke salah satu lembaga pendidikan YMCA of Hongkong kali ini bukan sarjana namun diploma bersertifikat (NAMC) Nort American Montessori Center Canada. Jika saya pulang Indonesia saya bisa melamar menjadi Guru namun hanya guru TK yang mungkin tak seberapa gajinya. Namun saya bahagia karena saya seperti ini melalui proses murni cucuran keringat sendiri di sertai tuntutan keluarga sebagai tulang punggung, profesi sebagai TKW nyambi mencari ilmu itu adalah anugrah besar dalam hidup saya. Harapan Disamping itu saya masih ingin mengikuti kursus kursus singkat di YMCA yang biayanya terjangkau tidak semahal NAMC.
Di Hongkong Banyak lembaga Pendidikan untuk TKW yang telah saya ketahui adalah program managemen bisnis, komputer, Bahasa Inggris, sarjana Calon Guru dan olah ketrampilan dari memasak, facial, rias penganten, menjahit, Piano, gitar, semua bisa di ikuti disini dengan mudah asal prinsipnya sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Memang semua memerlukan biaya, jika saya bisa mengapa anda tidak bisa?. coba guntinglah dana libur yang glamour lalu pakailah buat bayar sekolah.
Bersyukur saya memiliki teman teman yang luar biasa di Hongkong, saya suka menyebut mereka bukan TKW biasa. Mereka adalah Aulia, Fera, mbak Ani dan Pak Ludovicus untuk Pak Ludovicus ini bukan TKW tapi saat saya kenal beliau dulu adalah Manager editor Koran Indonesia yang sekarag bertugas di Belgia. Dari mereka saya mendapat banyak wawasan dan perilaku positif menjadi TKW.
Apakah anda ingin kuliah namun mentok biaya di dalam negeri?. Cobalah jadikan Hongkong sebagai batu loncatan kesuksesan masa depan, tak masalah harus menjadi TKW toh prioritasnya kerja mencari duit agar bisa buat kuliah sekaligus membantu keluarga.
winter,hongkong 2013
Posting Komentar