Bandung - Dari 2.231 tenaga honorer kategori II Kota Bandung yang mengikuti tes seleksi menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS), dua orang harus menjalani ujian terpisah dari rekan-rekannya.
Satu orang diketahui tuna netra sehingga memerlukan pendamping, sedangkan satu peserta lagi menderita sakit demam. Peserta dari tuna netra awalnya menempati ruangan 12 di SMKN 1 Bandung Jalan Wastukancana. Setelah mendapat penjelasan dari pengawas, peserta tuna netra tersebut pindah ke ruang sebelah.
Di ruangan terpisah, peserta tuna netra itu mendengar pertanyaan petugas. Setelah yakin jawabannya, petugas mengisi lembar jawabannya.
"Tidak ada soal dari huruf braile. Makanya kita dampingi oleh petugas. Tetapi harus ada saksi dan keluarga supaya yakin apa yang disampaikan oleh pengawas benar," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung Evie S Shaleha di SMKN 1 Bandung, Minggu (3/12/2013).
Sementara peserta yang sakit demam, lanjut Evie, panitia menyediakan ruang usaha kesehatan sekolah (UKS). Kemungkinan besar dia tetap memaksakan karena khawatir hilang kesempatan menjadi CPNS.
"Kita buka fasilitas ini. Kita memberikan pelayanan kepada yang bersangkutan. Itu kan hak mereka. Mudah-mudahan berjalan lancar," tuturnya.
Seperti peserta lain, dua peserta yang harus ujian terpisah ini mengikuti dua kali ujian, yakni tes kompetensi dasar pada pagi hari dan tes kompetensi bidang usai makan siang.
Posting Komentar